Posted by : Unknown Jumat, 17 Oktober 2014


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya dan hanya berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen Pendidikan. Makalah ini berisi tentangmenjelaskan konsep dasar Koordinasi seperti pengertian koordinasi, macam-macam koordinasi, prinsip-prinsip koordinasi, dan jenis-jenis koordinasi.
Dalam pelaksanaan makalah ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang berupa materi maupun bantuan dukungan moril.
Penulis menyadari selama menulis makalah ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1.            Kedua orang tua yang telah mendidik serta membantu penulis sampai saat ini.
2.            Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd selaku dosen mata kuliah manajemen lingkungan hidup yang selalu memberikan materi serta motivasi kepada kami.
3.            Dan juga kepada Dede Hamdani, M.Pd selaku asisten dari Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd yang selalu rela serta ikhlas membimbing kami di mata kuliah pengantar manajemen pendidikan ini
4.            Teman-teman manajemen pendidikan 2014 yang selalu membantu memberikan saran dan kritik dalam pembuatan makalah ini

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan datang agar  karya ilmiah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

       Jakarta, 13 September  2014
Penyusun



BAB 1
PENDAHULUAN

A.        Latar belakang Masalah
Manajemen adalah suatu seni atau cara untuk menyelesaikan permasalahan dengan berkerja sama melalui orang lain atau sumberdaya lainnya. Sebagai suatu proses, manajemen memerlukan berbagai aspek pendukung untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan atau tujuan-tujuannya. Diantara bermacam cara melakukan manajerial, salah satu aspek penting yang menjadi cara untuk berlangsungnya sebuah proses manajemen yaitu melakukan koordinasi.
Koordinasi sebagai aspek penting manajemen, memerlukan sebuah sumberdaya manusia, yang didalamnya terdapat pola pikir untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, diperlukannya hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran, guna untuk mengetahui lebih jelas dan lebih dalam apa yang dimaksud dengan koordinasi sebagai suatu aspek penting dalam manajerial untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.
Dalam hal ini, kami mengaitkan permasalahan didalam rapat koordinasi antara unsur muspida dalam rangka menciptakan Sitkamtib (Sistem Keamanan Ketertiban Masyarakat ) sehubungan dengan pelaksanaan Operasi Ketupat 2013 menjelang lebaran. 
Saat berlangsungnya rapat koordinasi diruang pola pertemuan Polres Takalar, Senin 22 Juli 2013 kemarin, nampak hadir empat unsur kepala SKPD yang menyempatkan mengikutii rapat. Apalagi hasil pertemuan rapat koordinasi tersebut bersifat penting. Mereka yang hadir adalah Kepala Dinas Kesehatan Dr Rasyidin, Kadis sosial H Abbas Tola, Kepala Kesbang Aspar Nur, dan Kepala Dinas PU, sementara camat yang hadir adalah Camat Sanro Bone dan Pattallassang. 
 Ketidakhadiran sebagian SKPD dan camat karena Bupati Takalar sendiri tidak hadir pada rapat koordinasi yang diprakarsai oleh pihak jajaran Polres Takalar tersebut. "Bukan hanya itu kalau saat Bupati tidak ada di Pemkab, para staf dan pejabat terkait dalam keadaan lengang," sindir  komandan Kodim 1426 Takalar dihadapan para peserta Rakor. "Jabatan itu adalah sebuah amanah yang perlu kita pertangungjawabkan ke publik. Jangan nanti ada Pak Bupati Takalar baru ramai datang rapat, kalau bupatinya tidak hadir pada malas mengikuti rapat," tegas Letkol Inf Andi Muh Ali dengan nada kesal. 
Pada pernyataan Letkol Inf Andi Muh Ali terhadap bupati yang tidak hadir didalam rapat koordinasi diatas. Jelas sekali jika salah satu lini didalam sebuah organisasi tidak dapat mengemban amanah dan tanggung jawab dengan baik, maka tujuan didalam sebuah organisasi itu akan tidak berjalan dengan baik, maka dari itu sebuah organisasi sangat memerlukan koordinasi untuk dapat mengomunikasikan kepada bawahan-bawahannya. Sehingga tercipta komando-komando serta kegiatan-kegiatan yang terstruktur.
Maka dari itu, sehubung dengan masalah diatas. Kami tertarik untuk membahas aspek koordinasi didalam sebuah organisasi yang merupakan titik pusat komunikasi dan wewenang-wewenang dari atasan kepada bawahan untuk melaksanakan tugasnya. Sehingga organisasi tersebut berjalan dengan baik.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari koordinasi?
2.      Apa definisi para ahli tentang koordinasi?
3.      Apa saja macam-macam koordinasi?
4.      Bagaimana prinsip-prinsip dari koordinasi?
5.      Apa saja jenis-jenis koordinasi?

C.        Tujuan Pembahasan
·                Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan koordinasi.
·                Diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam berorganisasi, dan mempunyai dasar dari manajemen dalam aspek koordinasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Definisi Konseptual
“Coordination is the process of integrating the objectives and activites of the separate units ( department or functional areas ) of an organization in order to achieve organizational goals efficiently”[1]. koordinasi adalah proses menyatupadukan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit ( bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional ) suatu organisasi yang terpisah untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien.
Coordination is the process of linking the activities of the farious department of the organization”[2]. koordinasi adalah suatu proses menghubungkan kegiatan-kegiatan dari bermacam-macam bagian organisasi.
 “Koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha pencapaian tujuan bersama pula. Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebutuhan yang terintegrasi dengan cara seefesien mungkin”[3].
Dari definisi-definisi menurut para ahli diatas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa. Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur kegiatan-kegiatan didalam sebuah organisasi dengan mempekerjakan unit-unit fungsional untuk mencapai suatu tujuan didalam organisasi tersebut untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai sasaran-sasaran yang telah ditentukan. 
B.       Penelitian yang Relevan
Coordination (and the communication it implies) is central to the very existence of organizations. Theories of the firm are variously rooted in the coordination benefits of hierarchical control[4]Koordinasi (dankomunikasi itu berartimerupakan pusat keberadaan
organisasiTeori perusahaan yang beragam berakar pada manfaatkoordinasi
 kontrol hirarkis
Point besar mengenai pengertian Koordinasi yang kami cari dari Jurnal internasional diatas merupakan sebuah aspek yang sangat fital bagi sebuah organisasi. Koordinasi merupakan sebuah titik pusat untuk berkomunikasi dan mengontrol setiap pekerjaan didalam sebuah organisasi. Mengapa demikian? Karena didalam sebuah organisasi membutuhkan komunikasi antara lini atas sampai ke lini bawah. Jika 1 aspek penting ini tidak ada didalam sebuah organisasi, maka pekerjaan-pekerjaan didalam 1 organisasi tersebut akan tidak berjalan dengan baik. Sehingga, tujuan didalam organisasi tersebut tidak akan di raih secara maksimal. Itulah tujuan dan manfaat dari sebuah koordinasi yang didalamnya tersisipkan sebuah komunikasi antar sesama lini.
C.       Pembahasan
a.    Pengertian Koordinasi
Koordinasi berasal dari kata coordinationco dan ordinareyang berarti to regulate. Dari pendekatan empirik yang dikaitkan dengan etimologi, koordinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat (equal in rank or order, of the same rank or order, not subordinate) untuk saling memberi informasi dan mengatur (menyepakati) hal tertentu[5].
Secara normatif, koordinasi diartikan sebagai kewenanganuntuk menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan, dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar semuanya terarah pada tujuan tertentu. Sedangngkan secara fungsional, koordinasi dilakukan guna untuk mengurangi dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja5.
Koordinasi dapat didefinisikan sebagai proses penyepakatanbersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa sehingga di sisi yang satu semua kegiatan atau unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan yang satu tidak merusak keberhasilan yang lain[6].
Koordinasi menurut Awaluddin Djamin dalam Hasibuan (2011:86) diartikan sebagai suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi. Dengan demikian koordinasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mampu menyelaraskan pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi.
Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua pengertian yang saling berhubungan karena koordinasi hanya dapat tercapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif. Hubungan kerja adalah bentuk administrasi yang membantu tercapainya koordinasi. Oleh karena itu dikatakan bahwa hasil akhir daripada komunikasi (hubungan kerja) adalah tercapainya koordinasi dengan cara yang berhasil guna dan berdaya guna (efektif dan efisien). Koordinasi dimaksudkan sebagai usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan seluruh tugas organisasi untuk mencapai tujuannya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kordinasi adalah proses kesepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur (yang terlihat dalam proses) pemerintahan yang berbeda-beda pada dimensi waktu, tempat, komponen, fungsi dan kepentingan antar pemerintah yang diperintah, sehingga disatu sisi semua kegiatan dikedua belah pihak terarah pada tujuan pemerintahan yang ditetapkan bersama dan disisi lain keberhasilan pihak yang satu tidak dirusak keberhasilan pihak yang lain.
b.    Macam-Macam Koordinasi
Koordinasi dapat dibedakan menjadi :
1.    Koordinasi hierarkis (vertikal), yang dilakukan oleh pejabat pimpinan dalam suatu instasi terhadap pejabat atau instansi dibawahnya.
2.    Koordinasi fungsional, yang dilakukan oleh pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas-asas fungsional. Koordinasi ini dapat dibedakan atas koordinasi fungsional horizontal, diagonal, dan teritorial.
a.    Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh seorang atau suatu instansi lain yang setingkat. Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh pejabat atau instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya.
b.    Koordinasi fungsional teritorial dilakukan oleh seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang berada didalam suatu wilayah tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi tanggung jawabnya.

c.    Prinsip-Prinsip Koordinasi
Prinsip koordinasi disingkat menjadi KOORDINASI.
1.    Kesamaan
Sama dalam visi, misi, dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama (sense of purpose).
2.    Orientasikan
Titik pusatnya pada sekolah (sebagai kordinator) yang simpul-simpulnya stakeholder sekolah.
3.    Organisasikan
Atur orang-orang yang berkoordinasi untuk membina sekolah, yaitu harus berada dalam satu payung (terorganisasi) sehingga sikap egosektoral dapat dihindari.
4.    Rumuskan
Menyatakan secara jelas wewenang, tanggung jawab, dan tugas masing-masing agar tidak tumpang-tindih.
5.    Diskusikan
Mencari cara yang efektif, efesien, dan komunikatif dalam berkoordinasi.
6.    Informasikan
Semua hasil diskusi dan keputusan mengalir cepat kesemua pihak yang ada dalam sistem jaringan koordinasi (coordination network system).

7.    Negosiasikan
Dalam perundingan mencari kesepakatan harus saling menghormati (team spirit) dan usahakan menang-menang, jangan sampai pihak sekolah sebagai koordinator justru dirugikan.
8.    Atur jadwal
Rencana koordinasi harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak.
9.    Solusikan
Satu masalah dalam simpul jaringan harus dirasakan dan dipecahkan semua stakeholders dengan sebaik-baiknya.
10. Insafkan
Setiap stakeholders harus memiliki laporan tertulis yang lengkap dan siap menginformasikannya sesuai kebutuhan koordinasi.
d.    Jenis-Jenis Koordinasi
1.    Koordinasi Vertikal
Koordinasi vertikal ialah koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada atasannya dan kepada bawahannya. Misalnya, koordinasi Kepala Sekolah dengan Kepala Dinas Pendidikan dan atau bawahannya.
2.    Koordinasi Fungsional
Koordinasi Fungsional ialah koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala Sekolah lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi.
Koordinasi Fungsional dibedakan atas :
a.  Koordinasi fungsional horizontal, koordinasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala Sekolah lainnya yang setingkat. Misalnya, Kepala SMPN1 dengan Kepala SMPN2.
b.  Koordinasi fungsional diagonal, koordinasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala Sekolah lain yang lebih rendah atau lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, Kepala SMPN1 dengan Kepala SDN57 atau dengan staffnya.
c.  Koordinasi fungsional teritorial, koordinasi ini dilakukan Kepala Sekolah dengan pejabat atau Kepala Sekolah lain yang berada dalam wilayah tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi kewenangan dan tanggung jawab Kepala Sekolah bersangkutan selaku penguasa atau penanggung jawab tunggal. Misalnya, Kepala SMP  Percobaa dengan Kepaa-Kepala SMP Target di Kabupaten X.

3.    Koordinasi Institusional
Koordinasi ini dilakukan Kepala Sekolah dengan beberapa instansi yang menangani sat urusan tertentu yang bersangkutan. Misalnya, untuk urusan kepegawaian, Kepala Sekolah melakukan koordinasi dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Kepala Badan Diklat Daerah.

BAB 3
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pengertian Koordinasi, bahwa koordinasi merupakan keselarasan antara kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan didalam sebuah organisasi sehingga menciptakan kegiatan yang efiesien, bersinergi, dan memiliki peluang untuk berhasil.
Menurut penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa, koordinasi mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan suatu organisasi dan didalamnya terdapat prinsip-prinsip dalam melakukan koordinasi. Jika koordinasi antar kelompok atau individu baik maka yang akan didapat akan baik pula. Jika kurang koordinasinya maka hasilnya kurang memuaskan.
B.       Saran
Koordinasi merupakan sebuah aspek penting karena didalamnya terdapat sebuah komunikasi untuk memberikan wewenang dari atasan kepada bawahan agar kegiatan-kegiatan didalam organisasi tersebut berjalan dengan baik. Maka dari itu, diharapkan bagi semua lini, baik lini atas maupun bawah. Lakukanlah koordinasi atau pemberian wewenang terhadap masing-masing lini dengan baik. Bagi siapapun yang memiliki jabatan yang strategis diharapkan dapat hadir diberbagai kegiatan yang penting didalam sebuah organisasi. Karena, rapat merupakan sebuah kegiatan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan-kegiatan, agar terstruktur guna mencapai hasil yang baik untuk merealisasikan tujuan dari organisasi tersebut.



Daftar Pustaka
-       Griffin, R. W. (2011). Fundamentals of Management Sixth Edition.USA: Cengage Learning.
-       Ndraha, T. (2003). Kybernology 1 : Ilmu Pemerintahan baru / Taliziduhu Ndraha. Jakarta: Rineka Cipta.
-       Kleinbaum, A. M., Stuart, T. E., & Tushman, M. L. (2008).Communication (and Coordination) in a Modern, Complex OrganizationCoordination , 3.
-       http://farahsaniyyah.blogspot.com/2013/10/silabus-6.html.
-       www.bppk.depkeu.go.id/.../images/.../koordinasi%20jul%202012.ppt.
-       http://pmpjuned33.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-koordinasi.html.
-       http://studimanajemen.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-fungsi-koordinasi.html.
-       http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.
-       http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/10/06/pengertian-koordinasi/.



[1]   James A.F Stoner dan Charles Wankel, “Management Third Edition”, diakses darihttp://farahsaniyyah.blogspot.com/2013/10/silabus-6.html pada tanggal 05 Oktober 2014 pukul 16.23.

[2]   Griffin, R. W. (2011). Fundamentals of Management Sixth Edition. USA: Cengage Learning.

[3]   Sondang P. Siagian,M.P.A, Ph.D, “Peranan Staf dalam Managemen”, 1978, diakses darihttp://farahsaniyyah.blogspot.com/2013/10/silabus-6.html pada tanggal 05 Oktober 2014 pukul 16.23.
[4]   Kleinbaum, A. M., Stuart, T. E., & Tushman, M. L. (2008). Communication (and Coordination) in a Modern, Complex OrganizationCoordination , 3.
[5]   Ndraha, T. (2003). Kybernology 1 : Ilmu Pemerintahan baru / Taliziduhu Ndraha. Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 290.
[6]   Ndraha, T. (2003). Kybernology 1 : Ilmu Pemerintahan baru / Taliziduhu Ndraha. Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 291.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © MANAJEMEN PENDIDIKAN -xMyth- Powered by Blogger - Designed by Rifqi Pradana -